Jumat, 30 November 2018

BAB 14

SIKLUS PRODUKSI



Siklus produksi adalah serangkaian aktivitas bisnis dan operasi pemrosesan informasi terkait yang terus-menerus berhubungan dengan pembuatan produk. Sistem informasi siklus pendapatan menyediakan informasi (pesanan pelanggan dan perkiraan penjualan) yang digunakan untuk merencanakan tingkat produksi dan persediaan.

Diagram konteks siklus produksi:

Diagram arus data tingkat 0 dari siklus produksi (terhubung dengan menyertakan ancaman)


Diagram arus data tingkat 0 dari siklus produksi (terhubung dengan menyertakan ancaman) menggambarkan empat aktivitas dasar dalam siklus produksi :
  1. Desain produk
  2. Perencanan dan penjadwalan
  3. Operasi produksi
  4. Akuntansi biaya

Sistem Informasi Siklus Produksi

PROSES
Departemen teknik bertanggung jawab untuk mengembangkan spesifikasi produk. File daftar bahan baku menyimpan informasi mengenai komponen-komponen produk, dan file daftar operasi berisi informasi mengenai bagaimana untuk pembuatan setiap produknya. Departemen teknik juga mengakses buku besar dan file persediaan untuk informasi mengenai perkiraan penjualan dan pesanan pelanggan. Permintaan bahan baku dikirimkan ke departemen penyimpanan persediaan untuk mengotorisasi pengeluaran bahan baku.

ANCAMAN DAN PENGENDALIAN
Ancamannya yaitu risiko dari data induk yang tidak akurat atau tidak valid. Data yang tidak akurat dapat mengakibatkan pembiayaan produk dan penilaian persediaan yang tidak tepat. Catatan persediaan tidak akurat dapat mengakibatkan kegagalan untuk pembuatan barang jadi secara tepat waktu atau produksi yang tidak perlu. Untik pengendaliannya dapat dilakukan dengan membatasi akses terhadap data induk siklus produksi dan menerapkan pengendalian akses dan pemisahan tugas yang sesuai.


Desain Produk
Tujuannya adalah untuk menciptakan sebuah produk yang memenuhi kebutuhan pelanggan dari segi kualitas, daya tahan, dan fungsionalitas sementara secara simultan meminimalkan biaya produksi.

PROSES
Aktivitas desain produk menghasilkan dua output. Pertama, daftar bahan baku menyebutkan nomor bahan baku, deskripsi, dan kuantitas dari setiap komponen yang digunakan dalam produk jadi. Kedua, daftar operasi yang menspesifikasikan urutan langkah-langkah untuk mengikuti dalam membuat produk, peralatan apa yang digunakan, dan seberapa lama setiap langkah yang diambil. Alat-alat seperti perangkat lunak manajemen siklus hidup produk (product life-cycle) management-PLM) dapat membuat meningkatkan efisiensi dan efektivitas dari proses desain produk. Perangkat lunak PLM terdiri atas tiga komponen kunci: perangkat lunak computer-aided design (CAD) untuk mendesaian produk baru, perangkat lunak manufaktur digital yang menirukan bagaimana produk-produk tersebut akan diproduksi, dan perangkat lunak manajemen data produk yang menyimpan semua data yang terkait dengan produk.

ANCAMAN DAN PENGENDALIAN
Menggunakan terlalu banyak komponen unik ketika membuat produk yang serupa meningkatkan biaya yang terkait dengan pembelian dan pemeliharaan persediaan bahan baku. Untuk menanggulangi ancaman seperti ini, para akuntan harus berpartisipasi dalam aktivitas desain produk.


Perencanaan dan Penjadwalan
Tujuannya adalah mengembangkan rencana produksi yang cukup efisien untuk memenuhi pesanan yang ada dan mengentisipasi permintaan jangka pendek sekaligus meminimalkan persediaan bahan baku dan barang jadi. Dua metode umum perencanan produksi adalah:
  1. Manufacturing resource planning (MRP-II) adalah perpanjangan dari perencaaan sumber daya bahan baku yang berupaya untuk menyeimbangkan kapasitas produksi yang ada dengan kebutuhan bahan baku untuk memenuhi permintaan penjualan yang diperkirakan. Sistem MRP-II disebut juga sebagai push manufacturing, karena barang-barang yang diproduksi dalam ekspektasi permintaan pelanggan.
  2. Produksi ramping (lean manufacturing) memperpanjang prinsip-prinsip sistem persediaan just-in-time untuk seluruh proses produksi dan untuk meminimalkan atau mengeliminasi persediaan bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi. produksi ramping sering disebut sebagai pull manufacturing karena barang-barang yang diproduksi sebagai respons terhadap permintaan pelanggan.
DOKUMEN KUNCI DAN FORMULIR
Informasi mengenai pesanan pelanggan, perkiraan penjualan, dan tingkat persediaan barang jadi digunakan untuk menentukan tingkat produksi. Hasilnya adalah master production schedule (MPS-jadwal induk produksi), yang mentutkan seberapa banyak tiap-tiap produk untuk diproduksi selama periode perencanaan dan ketika produksi tersebut harus terjadi. Aktivitas perencanaan dan penjadwalan menghasilkan tiga dokumen lain, yaitu :
  1. Pesanan produksi (production order), sebuah dokumen yang mengotorisasi pembuatan dalam kuantitas yang telah ditentukan pada produk tertentu.
  2. Permintaan bahan baku (materials requisition), mengotoriasi penghapusan dari kuantitas yang diperlukan bahan baku dari ruang penyimpanan.
  3. Kartu pemindahan (move ticket), dokumen yang mengidentifikasi transfer internal dari bagian, lokasi dimanan bagian tersebut ditransfer, dan waktu di transfer.
ANCAMAN DAN PENGENDALIAN
Ancaman utama dalam aktivitas perencanaan dan penjadwalan adalah kelebihan atau di bawah target produksi. Kelebihan produksi dapat mengakibatkan pasokan barang yang melebihi permintaan jangka pendek, dengan demikian menciptakan masalah arus kas potensial karena sumber daya terikat dalam persediaan. Sistem perencanaan produksi dapat mengurangi risiko dari kelebihan dan di bawah target produksi.


Operasi Produksi
Cara aktivits ini dicapai berbeda-beda di berbagai perusahaan, perbedaan berdasarkan jenis produk uang diproduksi dan tingkat otomatisasi yang digunakan dalam proses produksi. Menggunakan berbagai bentuk teknologi informasi (TI) dalam proses produksi, seperti robot dan mesin yang dikendalikan computer, disebut sebagai computer-integrated manufacturing (CIM). CIM adalah sebuah pendekatan manufaktur dengan banyak proses manufaktur dijalankan dan diawasi dengan peralatan terkomputerisasi, sebagian melalui penggunaan robot dan pengumpulan data real-time dari aktivitas manufaktur.

ANCAMAN DAN PENGENDALIAN
Selain kehilangan aset, pencurian juga mengakibatkan saldo aset yang berlebihan, yang dapat mengarah pada analisis yang salah dari kinerja keuangan dan di bawah target. Untuk mengurangi risiko kehilangan atas persediaan, akses fisik terhadap persediaan harus dibatasi dan seluruh pergerakan internal dari persediaan harus didokumentasikan.

Perbedaan lainnya adalah bahwa pesanan untuk mesin dan peralatan hamper selalu melibatkan permintaan resmi bagi penawaran kompetitif oleh pemasok yang potensial. Sebuah dokumen yang disebut request for proposal (RFP-permintaan untuk proposal) adalah sebuah permohonan oleh sebuah organisasi atau departemen bagi pemasok untuk mengajukan penawaran guna memasok sebuah aktiva tetap yang memiliki karakteristik spesifik.


Akuntansi Biaya
Tiga tujuan utama dari sisem akuntansi biaya adalah (1) menyediakan informasi untuk perencanaan, pengendalian, dan pengevaluasian kinerja operasi produksi; (2) menyediakan data biaya yang akurat mengenai produk untuk digunakan dalam penetapan harga dan keputusan bauran produk; dan (3) mengumpulkan dan memproses informasi yang digunakan untuk menghitung nilai-nilai persediaan dan harga poko penjualan yang muncul dalam laporan keuangan perusahaan.

PROSES
Terdapat dua perhitungan yang digunakan dalam siklus terakhir produksi:
  1. Perhitungan biaya job-order (job-order costing), sebuah sistem biaya yang menentukan biaya ke batch produksi tertentu atau pekerjaan.
  2. Perhitungan biaya proses (process costing) sebuah sistem biaya yang menentukan biaya pada masing-masing proses atau pusat kerja dalam siklus produksi, dan kemudian menghitung biaya rata-rata semua unit yang diproduksi.
  • Data penggunaan bahan baku. Ketika produksi dimulai, penerbitan permintaan bahan baku memicu debit barang dalam proses untuk bahan baku yang dikirim produksi.
  • Biaya tenaga kerja langsung. Digunakan dokumen kertas yang disebut kartu jam kerja untuk mengumpulkan data mengenai aktivitas tenaga kerja dengan mencatat jumlah waktu seorang pekerja yang dikeluarkan dalam setiap tugas pekerjaan tertentu.
  • Penggunaan mesin dan peralatan. Ketika perusahaan mengimplementasikan CIM untuk mengotomatiskan proses produksi, proporsi yang lebih besar dari biaya produk yang terkait dengan mesin dan peralatan yang digunakan untuk membuat produk tersebut. Data mengenai penggunaan mesin dan peralatan dikumpulkan di setiap tahap proses produksi.
  • Biaya overhead pabrik. Overhead pabrik (manufacturing overhead) adalah seluruh biaya manufaktur yang secara ekonomis tidak layak untuk melacak langsung terhadap pekerjaan atau proses tertentu.
ANCAMAN DAN PENGENDALIAN
Biaya yang tidak akurat dapat menurunkan efektivitas penjadwalan produksi dan melemahkan kemampuan manajemen untuk mengawasi dan mengendalikan operasi manufaktur. Pengendalian terbaiknya adalah menggunakan teknologi RFID, pemindai kode batang, alat pembaca kartu dan perangkat lainnya.

Meningkatkan pengendalian dengan sistem perhitungan biaya berbasis aktivitas. 
Perhitungan biaya berbasis aktivitas (activity-based costing-ABC) adalah sistem biaya yang dirancang untuk melacak biaya pada aktivitas yang menimbulkannya. Sistem perhitungan biaya berbasis aktivitas berbeda dari sistem akuntansi biaya konvensional dalam tiga cara yang penting:
  1. Sistem biaya berbasis aktivitas berusaha secara langsung menelusuri proporsi besar dari biaya overhead ke produk.
  2. Sistem biaya berbasis aktivitas menggunakan sejumlah besar biaya pool untuk mengakumulasi biaya tidak langsung (overhead pabrik). Sistem berbasis perhitungan biaya aktivitas membedakan tiga kategori overhead terpisah: 1) Overhead yang terkait dengan batch. Contohnya meliputi biaya setup, inspeksi, dan penangan bahan baku.Sistem biaya berbasis aktivitas mengakumulasikan biaya-biaya ini untuk sebuah batch dan kemudian mengalokasikannya ke unit yang diproduksi dalam batch tersebut. Jadi, produk yang dibuat dalam jumlah besar memiliki biaya overhead yang terkait denagan batch yang lebih rendah per unitnya daripada produk yang dibuat dalam jumlah kecil. 2) Overhead yang terkait dengan produk. Biaya ini terkait dengan perbedaan lini produk perusahaan. Contohnya meliputi penelitian dan pengembangan, expediting, pengiriman dan penerimaan, regulasi lingkungan, dan pembelian. Sistem biaya berbasis aktivitas mencoba menghubungkan biaya-biaya ini dengan produk tertentu ketika memungkinkan. 3) Overhead keseluruhan perusahaan. Kategori ini termasuk biaya-biaya seperti sewa atau pajak properti. Biaya ini diberlakukan keseleruh produk dengan menggunakan tarif departemen atau pabrik.
  3. Sistem biaya berbasis aktivitas berupaya untuk merasonalkan alokasi overhead ke produk dengan mengidentifikasi pemicu biaya. Pemicu biaya (cost driver) adalah segala sesuatu yang memiliki hubungan sebab-akibat terhadap biaya.

Throughput: Sebuah Ukuran Efisiensi Produksi 
Throughput menunjukkan jumlah unit barang yang diproduksi dalam suatu periode waktu tertentu dan terdiri atas tiga faktor, di mana masing-masing dapat dikendalikan secara terpisah, sebagaimana yang ditunjukkan dalam formula berikut:

Throughput = (Total unit yang diproduksi/Waktu pemrosesan) x (Waktu pemrosesan/Total waktu) x (Unit barang/Total unit)

  • Kapasitas produktif, adalah syarat pertama dalam formula tersebut, menunjukkan jumlah unit maksimum yang dapat diproduksi dengan menggunakan teknologi saat ini. 
  • Waktu pemrosesan produktif adalah syarat kedua dalam formula tersebut, dapat ditingkatkan dengan memperbaiki pemeliharaan untuk mengurangi waktu gagal mesin.
  • Yield adalah syarat ketiga dalam formula tersebut, menunjukkan unit barang (yang tidak cacat) yang dihasilkan. 
Ukuran Pengendalian Kualitas. Informasi mengenai biaya kualitas dapat membantu perusahaan menentukan dampak dari tindakan yang diambil untuk meningkatkan yield dan mengidentifikasi area-area untuk perbaikan lebih lanjut. Biaya pengendalian kualitas dapat dibagi ke dalam empat area sebagai berikut:
  1. Biaya pencegahan berhubungan dengan perubahan terhadap proses produksi yang disesain untuk mengurangi tingkat kecacatan produk.
  2. Biaya inspeksi berhubungan dengan pengujian untuk memastikan bahwa produk memenuhi standar kualitas.
  3. Biaya kegagalan internal berhubungan dengan pengerjaan ulang atau pembuangan, produk yang diidentifikasi sebagai produk cacat sebelum penjualan.
  4. Biaya kegagalan eksternal dihasilkan ketika produk cacat dijual ke pelanggan. Biaya ini meliputi biaya-biaya seperti klaim kewajiban produk, garansi dan biaya perbaikan, hilangnnya kepuasan pelanggan, dan kerusakan reputasi perusahaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar